Buckyballs yang Menyimpan Sejarah
Buckyballs yang Menyimpan Sejarah
Sekitar 250 juta tahun yang lalu, 90% kehidupan di bumi hancur dalam peristiwa bencana alam. Peristiwa ini (mengakhiri periode Permian dan memulai periode Trias (batas P-T)), adalah massa kepunahan yang paling dahsyat dalam sejarah bumi (jauh melampaui malapetaka 65 juta tahun yang lalu yang menghapus dinosaurus (batas K-T)). Pada tahun 1979 ahli geologi Walter Alvarez dan Ayahnya Luis Alvarez (fisikawan pemenang Hadiah Nobel) menemukan konsentrasi iridium yang sangat tinggi di batu yang diletakkan di batas K-T yang berarti sebuah asteroid telah menghantam bumi, menyebabkan kehancuran luar biasa. Di 20 tahun terakhir banyak bukti telah terakumulasi untuk mendukung hipotesis ini, termasuk identifikasi lokasi kawah di samudra dekat Meksiko yang mungkin disebabkan oleh hantaman asteroid.
Apakah kepunahan batas P-T juga disebabkan oleh suatu benda luar angkasa atau oleh beberapa peristiwa di bumi, seperti ledakan gunung berapi besar? Penemuan terbaru oleh geokimiawan Luann Becker dari Universitas Washington dan Robert J. Poreda dari Universitas Rochester mendukung teori yang pertama. Dengan memeriksa sedimen dari Cina dan Jepang, tim menemukan fullerene enkapsulasi atom gas argon dan helium yang komposisi isotopnya menunjukkan bahwa mereka berasal dari luar angkasa. Sebagai contoh, rasionya 32He : 42He yang ditemukan di fullerene adalah 100 kali lebih besar dari rasio helium yang ditemukan di atmosfer bumi. Demikian juga, komposisi isotop dari atom argon yang terperangkap dalam fullerene sangat berbeda dari ditemukan di bumi.
Fullerene termasuk molekul karbon C60 bulat ("Buckyballs") yang rongganya dapat menjebak atom lain seperti helium dan argon. Para ilmuwan berpostulat bahwa fullerenes berasal dari bintang atau awan gas di mana atom gas mulia terjebak ketika fullerene terbentuk. Fullerene ini entah bagaimana caranya bergabung ke objek yang pada akhirnya menabrak bumi. Berdasarkan komposisi isotop, ahli geokimia memperkirakan bahwa objek tersebut harus berdiameter 10 kilometer, yang sebanding dalam ukuran asteroid yang diasumsikan telah membunuh dinosaurus.
Salah satu faktor yang sebelumnya meragukan teori tabrakan asteroid sebagai penyebab bencana P-T adalah kurangnya iridium ditemukan dalam sedimen dari periode ini. Namun, Becker dan ilmuwan lain berpendapat bahwa objek yang menumbuk bumi mungkin sebuah komet bukan asteroid. Kemudaian tumbukan komet ini dapat menaikan frekuensi terjadinya letusan gunung berapi di bumi sehingga menyebabkan kehidupan di bumi hampir lenyap.
Sungguh ironis bahwa “buckyballs,” yang menjadi berita besar ketika molekul buckyball baru-baru ini disintesis untuk pertama kalinya di laboratorium, sebenarnya sudah ada selama jutaan tahun dan memiliki catatan sejarah yang sangat menarik.
John Mc Murry, General Chemistry, 4th Edition
Zhumdahl, Chemistry, 8th Edition
Komentar
Posting Komentar