Lampu CFL
Lampu CFL
Lampu Compact fluorescent lights (CFL) menggantikan bola lampu standar yang kami gunakan di rumah dan tempat kerja kami. Dibandingkan dengan bola lampu standar, CFL memiliki umur yang lebih panjang dan menggunakan lebih sedikit listrik. Dalam waktu sekitar 20 hari penggunaan, bola lampu neon menghemat cukup uang untuk membayar biaya awal yang lebih tinggi.
Bola lampu pijar standar memiliki filamen tungsten tipis di dalam bola kaca tertutup. Ketika lampu dinyalakan, listrik mengalir melalui filamen ini, dan energi listrik diubah menjadi energi panas. Ketika filamen mencapai suhu sekitar 2300°C, kita melihat cahaya putih.
Bola lampu neon menghasilkan cahaya dengan cara yang berbeda. Ketika sakelar dihidupkan, elektron bergerak di antara dua elektroda dan bertabrakan dengan atom merkuri yang terdapat dalam campuran merkuri dan gas argon di dalam bohlam. Ketika elektron dalam atom merkuri menyerap energi dari tumbukan, elektron mengalami eksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi. Ketika elektron jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah akan disertai dengan pemancaran radiasi ultraviolet, sinar ini menyerang lapisan fosfor di dalam tabung, dan fluoresensi terjadi dan akhirnya cahaya tampak dihasilkan.
Produksi cahaya lebih efisien dalam bola lampu neon daripada bola lampu pijar. Bola lampu pijar 75 watt dapat diganti dengan CFL 20 watt yang menghasilkan jumlah cahaya yang sama, memberikan pengurangan 70% pada biaya listrik. Bola lampu pijar bertahan satu hingga dua bulan, sedangkan bola lampu neon kompak dapat digunakan dari 1 hingga 2 tahun.
Salah satu kelemahan CFL adalah bahwa masing-masing mengandung sekitar 4 mg merkuri. Selama bohlam tetap utuh, tidak ada merkuri dilepaskan. Namun, bola lampu CFL bekas sebaiknya tidak dibuang ke tempat sampah rumah tangga, tetapi harus dibawa ke pusat daur ulang.
Sumber :Karen C Timberlake, Chemistry: An Introduction to General, Organic, and Biological Chemistry, 13th Edition
Komentar
Posting Komentar