The Most Valuable Metal in the World
The Most Valuable Metal in the World
Bayangkan membayar $ 8 juta untuk satu pon aluminium! Meskipun aluminium saat ini harganya kurang dari $ 1,00 per pon, itu dianggap sebagai logam paling berharga pada tahun 1827. Aluminium sangat dihargai oleh keluarga kerjaan pada awal hingga pertengahan 1800-an sehingga mereka sendiri makan dengan sendok dan garpu aluminium, sementara tamu kelas bawahnya makan malam. dengan peralatan emas dan perak yang lebih murah. Aluminium adalah logam paling banyak di kerak bumi (7,5%); mengapa awalnya begitu mahal? Aluminium pertama kali dibuat dengan reaksi perpindahan berikut.
Kalium juga mahal karena dibuat dengan melewatkan arus listrik (dari sel volta) melalui KCl cair. Selain biaya dari energi yang dibutuhkan untuk melelehkan KCl dalam jumlah besar, tembaga dan seng (digunakan dalam sel volta) juga merupakan logam mahal pada awal 1800-an. Jadi, jumlah aluminium yang sangat kecil yang dihasilkan oleh reaksi perpindahan ini sangat mahal.
Itu tidak praktis untuk menghasilkan aluminium dengan melewatkan arus listrik melalui Al2O3 cair karena memiliki titik leleh tinggi, 2000°C. Suhu tinggi ini sulit untuk dicapai dan dipertahankan; komponen sebagian besar sel volta meleleh di bawah suhu ini. Seng meleleh pada 420°C dan tembaga pada 1083°C. Biaya aluminium mulai turun sebagai akibat dari dua kemajuan besar di akhir 1800-an. Yang pertama datang dengan penemuan generator listrik, yang dapat menghasilkan listrik menggunakan uap atau air. Listrik yang dihasilkan oleh uap atau air cukup murah dibandingkan dengan listrik yang dihasilkan oleh sel volta. Meskipun pengurangan biaya ini, aluminium masih lebih mahal yaitu sekitar $ 100.000 per pon. Kemajuan kedua terjadi pada tahun 1886, ketika ahli kimia menemukan bahwa mereka dapat menurunkan titik lebur aluminium oksida dengan mencampurkannya dengan garam kompleks, seperti Na3[AlF6]. Sejak 1886, harga aluminium telah menurun tajam karena biaya listrik yang lebih rendah, peningkatan teknik produksi, dan daur ulang produk aluminium yang dibuang.
Meskipun aluminium tidak lagi digunakan dalam peralatan meja dikerjaan, itu adalah nilai tak ternilai dalam konservasi energi. Di sekitar rumah kami, kami menemukan barang-barang hemat energi seperti pintu dan jendela aluminium, insulasi yang didukung oleh aluminium foil, dan pelapis aluminium. Karena berat kendaraan secara signifikan mempengaruhi jarak tempuhnya, menggantikan aluminium untuk logam yang lebih berat di mobil, truk, kereta api, dan pesawat terbang membantu melestarikan pasokan minyak bumi kita. Meskipun biaya aluminium telah menurun secara drastis, itu tetap merupakan logam yang berharga karena kemampuannya membantu kita menghemat energi dan meningkatkan standar hidup kita pada saat yang bersamaan.
Sumber :Kenneth W. Whitten, General Chemistry
Komentar
Posting Komentar