UN-Bab 13 : Koloid

 

Bab 13 : Koloid

  • Berikut perbedaan koloid dengan larutan dan suspensi. 

Sifat

Larutan

Koloid

Suspensi

Dispersi

molekuler

koloid

kasar

Sifat campuran

homogen

homogen (makroskopis), namun heterogen (mikroskopis)

heterogen

Ukuran zat terlarut

kurang dari 1 nm

1 – 100 nm

lebih dari 100 nm

Fasa

Satu fasa

Dua fasa

dua fase

Sifat

stabil

Umumnya stabil

tidak stabil

Penyaringan 

Tidak dapat disaring

Tidak dapat disaring, kecuali menggunakan penyaring ultra

Dapat disaring

Contoh

larutan gula, larutan garam,  cuka

tinta, cat, darah, sabun, asap

air berpasir, kopi


  • Koloid dapat digolongkan sebagai berikut : 

  1. Sol, jika fase terdispersinya padat. 

  2. Emulsi, jika fase terdispersinya cair. 

  3. Buih, jika fase terdispersinya gas. 

  4. Aerosol, jika fasa pendispersinya gas

  • Berikut tabel Penggolongan Koloid

Fase 

terdispersi 

Medium 

pendispersi 

Jenis 

Nama 

Contoh 

Padat

padat 

sol padat 

sol padat 

kaca berwarna, intan hitam 

cair 

sol cair 

sol 

tinta, cat, darah, sabun, detergen, lumpur, lem , sol emas, sol belerang

gas 

sol gas 

aerosol padat 

asap, debu di udara

Cair 

padat 

emulsi padat 

gel 

jelly, agar-agar, gelatin, mutiara 

cair 

emulsi cair 

emulsi 

susu, santan, mayonnaise, minyak ikan 

gas 

emulsi gas 

aerosol cair 

awan, kabut, obat nyamuk semprot, parfum 

gas

padat 

buih padat 

buih padat 

aerogel, batu apung, stirofoam, roti, marshmallow 

cair 

buih cair 

buih 

buih sabun, krim kocok, krim cukur 


Efek Tyndall

  • Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Berikut efek yang dihasilkan ketika larutan, koloid dan suspensi dikenai cahaya

Campuran 

Cahaya 

Larutan 

diteruskan 

Koloid 

dihamburkan, partikel terdispersi tidak terlihat 

Suspensi 

dihamburkan, partikel terdispersi terlihat 

  • Contoh efek Tyndall

  • Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon di pagi hari yang berkabut 

  • Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut. 

  • Sorot lampu proyektor film dalam bioskop yang berasap/berdebu. 

  • Pada sore hari munculnya warna biru dan jingga di langit.


Gerak Brown

  • Gerak Brown adalah gerak acak zig-zag partikel koloid yang disebabkan oleh tumbukan tak setimbang antara partikel terdispersi dengan pendispersi. 

  • Tumbukan antara partikel zat terlarut juga mengalami gerak brown, akan tetapi karena ukuranya kecil sehingga tidak teramati

  • Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid karena mengimbangi gaya gravitasi yang dapat menyebabkan pengendapan. 


Muatan Koloid

  • Partikel koloid memiliki muatan pada bagian terluarnya, sehingga ion-ion dapat menempel pada permukaan koloid.

  • Muatan koloid menstabilkan koloid karena partikel-partikel koloid yang bermuatan sama sehingga saling tolak-menolak, sehingga menghindari penggumpalan


Elektroforesis

  • Elektroforesis adalah sifat partikel koloid yang dapat bergerak dalam medan listrik. 

  • Muatan koloid dapat ditentukan dengan memberi medan listrik di sekitar koloid. 

  1. Koloid positif akan bergerak ke katoda atau elektroda negatif. 

  2. Koloid negatif akan bergerak ke anoda atau elektroda positif. 

  • Contoh kegunaan elektroforesis :

    • Sifat elektroforesis koloid digunakan untuk identifikasi DNA serta korban dan pelaku kejahatan

    • Mendeteksi kelainan genetik.

    • Proses penyaringan debu pabrik.


Adsorpsi

  • Adsorpsi adalah sifat partikel koloid yang dapat menyerap ion atau molekul netral pada permukaannya. 

  1. Koloid positif mengadsorpsi kation. 

Contoh: sol Fe(OH)3, sol Al(OH)3, pigmen pewarna, hemoglobin. 

Kolid negatif akan lebih mengadsorpsi kation dengan muatan besar dan radius kecil Contoh : ion Al3+ akan lebih diserap dibanding Na+

  1. Koloid negatif mengadsorpsi anion. 

Contoh: sol emas, sol perak, sol fosfor, sol As2S3, Al2O3, SiO2, tepung, air sungai. 

Kolid positif akan lebih mengadsorpsi anion dengan muatan besar dan radius kecil

Contoh : Ion PO43- akan lebih mudah mengadsorpsi koloid positif dibandingkan ion SO42-

  • Kegunaan sifat adsorpsi

  1. Pemutihan gula tebu, Caranya dengan melarutkan gula pada air, lalu mengaliri larutan melalui tanah diatom dan arang tulang. Zat berwarna dalam gula akan diserap sehingga meghasilkan gula yang putih bersih.

  2. Karbon aktif, digunakan untuk menyerap racun dan zat organik berbahaya lainnya. 

  3. Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif. Di dalam usus, norit membentuk sistem koloid yang dapat mengadsorpsi gas atau zat racun.

  4. Pencelupan serat wol pada proses pencelupan


Koagulasi

  • Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid. Proses ini didahului proses adsorpsi  antar partikel koloid sehingga menyebabkan ukuran partikel koloid menjadi besar dan akhirnya koloid menggumpal.

  • Koagulasi dapat terjadi akibat: 

  1. Percampuran koloid yang berbeda muatan 

Menyebabkan koloid saling mengadsorpsi dan menggumpal. 

  1. Penambahan elektrolit

Elektrolit dapat mengadsorpsi dan menyebabkan koagulasi. Koagulasi terjadi bila koloid positif ditambah elektrolit yang lebih negatif, dan koloid negatif ditambah elektrolit yang lebih positif. 

Contoh: 

  • Koloid Fe(OH)3 (positif), mudah terkoagulasi jika ditambahkan ion Na2SO4 atau Na3PO4

  • Koloid As2S3 (negatif), mudah terkoagulasi jika ditambahkan FeCl3

  • Koagulasi juga dapat terjadi dengan pengadukan sistem koloid atau pemanasan.

  • Contoh koagulasi

  • Delta terbentuk akibat tanah liat di sungai terkoagulasi ketika bercampur dengan air laut. 

  • Penggumpalan karet, Karet dalam lateks digumpalkan menggunakan asam format (HCOOH).

  • Penjernihan air, Air sungai yang keruh dapat dijernihkan menggunakan tawas (Al2(SO4)3).

  • Pembuangan asap pabrik . Sebelum dibuang ke cerobong, asap dialirkan menuju logam bermuatan dan tegangan tinggi (20-75 kV) sehingga molekul udara di sekitarnya terion. Ion-ion lalu diadsorpsi oleh asap sehingga asap memiliki muatan. Asap lalu ditarik oleh elektroda lain sehingga gas yang dibuang ke cerobong bebas dari asap (Pengendap Cottrel). 

  • Proses penetralan partikel albuminoid dalam darah oleh ion Fe3+ atau Al3+.


Dialisis

  • Dialisis adalah suatu proses penghilangan ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid.

  • Dialisis dilakukan dengan cara:

  1. Sistem koloid dimasukkan ke dalam kantong koloid yang bersifat semipermeabel.

  2. Kantong koloid lalu diberi atau dimasukkan ke tempat yang terdapat air yang mengalir.

  3. Air yang mengalir membawa ion-ion pengganggu namun tidak membawa partikel-partikel koloid.

  • Contoh proses dialisis:

  • Proses cuci darah terjadi di ginjal dimana ginjal bersifat sebagai sebagai selaput semipermeable yang dapat dilewati air dan molekul sederhana seperti urea tetapi menahan butir-butir darah yang merupakan koloid. Proses dialisis darah (cuci darah) dilakukan bagi penderita gagal ginjal.

  • Proses memisahkan ion-ion sianida dari tepung tapioka.


Sifat koloid Liofil dan Liofob

  • Koloid dengan medium dispersi cair dibedakan menjadi koloid liofil (suka cairan) dan koloid liofob (benci cairan). Jika medium dispersi air, maka dibedakan menjadi koloid hidrofil (suka air) dan koloid hidrofob (benci air). 

  • Berikut perbedaan sifat koloid Liofil dan Liofob

Liofil

Liofob

Mengadsorpsi medium

Tidak mengadsorpsi medium

Stabil baik konsentrasi zat terdispersi kecil maupun besar

Stabil jika konsentrasi zat terdispersi kecil

Tidak mudah mengendap dengan penambahan elektrolit

Mudah mengendap dengan penambahan elektrolit

Gaya tarik-menarik antara zat terdispersi dan pendispersi besar

Gaya tarik-menarik antara zat terdispersi dan pendispersi kecil

Viskositas koloid lebih besar daripada medium

Viskositas koloid relatif sama dengan medium

Efek Tyndall terlihat lemah

Efek Tyndall terlihat jelas

Bersifat reversibel

Bersifat irreversibel

Contoh: sabun, detergen, gelatin, kanji, protein, agar-agar

Contoh: sol logam, sol belerang, sol-sol sulfida, sol Fe(OH)3, susu, mayonnaise


  • Koloid pelindung menstabilkan koloid yang dilindunginya partikel koloid agar tidak mengalami koagulasi. 

  • Penerapan koloid pelindung: 

  1. Air susu dilindungi oleh kasein yang mencegah penggumpalan lemak. 

  2. Mentega dilindungi oleh lesitin yang mencegah penggumpalan lemak. 

  3. Es krim dilindungi gelatin yang mencegah pembentukan kristal gula atau es batu. 

  4. Tinta dan cat dilindungi oleh minyak silikon yang membuat tinta dan cat bertahan lama. 

  • Salah satu jenis koloid pelindung adalah sabun. Sabun (Koloid asosiasi) yang tersusun atas partikel yang terdiri atas: 

  1. Gugus kepala, bersifat hidrofil atau polar. 

  2. Gugus ekor, bersifat hidrofob atau non-polar. 

  • Contoh Sabun yang dapat membentuk koloid asosiasi dalam air adalah ion stearat (C18H35O2

  • Ketika sabun dilarutkan dalam air, bagian ekor dari asam stearat (hidrofob) saling berkumpul ke dalam, dan bagian kepala asam stearat (hidrofil) menghadap ke air. 

  • Koloid asosiasi pada sabun dan detergen di air membuatnya menjadi pengemulsi kotoran dalam air. Gugus hidrofob akan menarik partikel kotoran lalu mendispersikannya ke air. 

  • Kegunaan koloid pelindung dalam industri

  1. Industri kosmetik 

Banyak menggunakan emulsi dan buih, misalnya foundation, shampoo, pembersih wajah, deodoran. 

  1. Industri tekstil 

Pewarna tekstil dalam bentuk sol membuat warna menyerap dengan baik. 

  1. Industri farmasi 

Obat-obatan banyak dibuat dalam bentuk sol. 

  1. Industri sabun dan detergen 

Sabun dan detergen adalah pengemulsi kotoran dan air pada pakaian yang membuat bersih pakaian. 

  1. Industri makanan dan minuman 

Makanan dan minuman seperti kecap, saus, susu, mayonnaise, dan mentega dibuat dalam bentuk koloid. 


Pembuatan Koloid

  • Koloid dapat dibuat dari sistem larutan atau dari sistem suspensi.  Jika koloid dibuat dari larutan maka disebut proses kondensasi dan jika dibuat dari suspensi disebut proses dispersi

  • Cara kondensasi adalah. 

  1. Reaksi redoks

Contoh: 

  • Pembuatan sol belerang dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2

2H2S(g) + SO2(aq) 🡪 3S(koloid) + 2H2O(l) 

  • Pembuatan sol emas dari reaksi larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan larutan HCOH (formaldehida). 

             2HAuCl4(aq) + 6K2CO3(aq) + 3HCHO(aq) 🡪 2Au(koloid) + 5CO2(g) + 8KCl(aq) + KHCO3(aq) + 2H2O(l)

  1. Reaksi hidrolisis 

Contoh: 

  • Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis besi (III) klorida (FeCl3) dengan air mendidih. 

FeCl3(aq) + 3H2O(l) 🡪 Fe(OH)3(koloid) +3HCl(aq) 

  1. Reaksi dekomposisi rangkap 

Contoh: 

  • Pembuatan sol As2S3 dari reaksi larutan H3AsO3 dengan larutan H2S. 

2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq) 🡪 As2S3(koloid) + 6H2O(l) 

  • Pembuatan sol AgCl dari reaksi larutan AgNO3 encer dengan larutan HCl encer.

AgNO3(aq) + HCl(aq) 🡪  AgCl(koloid) + HNO3(aq) 

  1. Penggantian pelarut 

Contoh: 

  • Larutan jenuh (CH3COO)2Ca yang dicampur dengan pelarut alkohol akan terbentuk koloid gel kalsium asetat

  • Cara dispersi contohnya adalah 

  1. Cara mekanik 

Cara mekanik dilakukan dengan penggerusan butir-butir kasar dengan alat penggerus, lalu diaduk dengan medium pendispersi.

Contoh cara mekanik:

  • Sol belerang dapat dibuat dengan cara menggerus serbuk belerang bersama dengan zat inert (misalnya gula pasir), yang hasilnya kemudian dicampur dengan air.

  1. Cara peptisasi

Cara peptisasi dilakukan dengan bantuan zat pemecah/ pempeptisasi.

Contoh peptisasi:

  • Agar-agar dipeptisasi air.

  • Nitroselulosa dipeptisasi aseton.

  • Karet dipeptisasi bensin.

  • Endapan NiS dipeptisasi H2S.

  • Endapan Al(OH)3 dipeptisasi AlCl3.

  1. Cara Busur Bredig (Bredig’s Arc)

Busur Bredig digunakan untuk membuat sol logam. Logam yang akan dijadikan koloid dijadikan elektroda yang dicelupkan dalam medium pendispersi kemudian dialiri listrik. Atom-atom logam akan terlempar ke medium pendispersi, mengalami kondensasi, dan menjadi partikel koloid.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bab 16 Unsur Golongan Transisi

Bab 14 Nitrogen dan Senyawaannya

Water : one earth spesial compound