Bab 10 Unsur Periode 3
Tabel Periodik Unsur
Daftar Isi
1 Tabel Periodik
2 Sifat umum dalam satu golongan
3 Kecenderungan sifat dalam satu golongan
4 Perubahan sifat Fisik unsur dalam satu periode
4.1 Jari-jari atom
4.2 Energy ionisasi
4.3 Elektronegatifitas
4.4 Struktur dan titik leleh
4.5 Jari-jari Ion
4.6 Reaksi dengan oksigen
4.7 Reaksi dengan klorin
5 Sifat fisik dari senyawa oksida unsure periode 3
5.1 Bilangan oksidasi
5.2 Struktur dan ikatan
5.3 Sifat asam basa
6 Sifat Klorida dari unsure dari Na sampai P
6.1 Biloks
6.2 Struktur ikatan
6.3 Sifat asam basa
Tabel Periodik
Table periodic modern dibuat oleh Mendeleev pada tahun 1869. Dalam table periodic Mendeleev unsure digolongkan berdasarkan kenaikan kenaikan massa atom
Sedangkan pada table periodic modern :
Unsure ditempatkan berdasarkan kenaikan nomor atom
Baris horizontal dari unsure-unsur disebut periode
Baris vertical dari unsure-unsur disebut golongan
Table periodic dibagi dalam beberapa bagian :
Unsure blok s (gol IA dan IIA)
Unsure blok p (gol IIIA sampai VIIA)
Unsure blok d atau golongan transisi
Unsure deret laktinida
Unsure deret aktinida
Sifat umum dalam satu golongan
Semua unsure dalam satu golongan memiliki jumlah electron valensi yang sama. Dalam hal ini, jumlah electron valensi nilainya sama dengan nomor golongan. Sebagai contoh Golongan IVA memiliki empat electron pada kulit terluarnya (konfigurasi elektron valesinya ns2 dan np2)
Karena unsure dalam satu golongan memiliki konfigurasi electron terluar yang sama maka:
Unsure-unsur tersebut membentuk ion dengan rumus molekul yang sama contoh unsure golongan IIA membentuk ion dengan rumus M2+
Unsure membentuk senyawa dengan jumlah ikatan kovalen yang sama contoh unsure golongan IVA membentuk senyawa dengan jumlah ikatan kovalen 4
Unsure membentuk senyawa dengan rumus molekul yang mirip cotoh unsure golongan VIIA membentuk senyawa hidrida dengan rumus HX
Unsure tersebut memiliki sifat logam/nonlogam yang sama contoh semua unsure golongan VIIA adalah nonlogam
Unsure dalam satu golongan memiliki tipe senyawa oksida yang sama. Contoh senyawa oksida golongan II biasanya adalah senyawa basa.
Walau bagaimanapun ada pengecualian terhadap sifat-sifat umum tersebut
Kecenderungan sifat dalam satu golongan
Semakin ke bawah dalam satu golongan, unsur mengalami perubahan sifat-sifat secara bertahap. Perbedaan sifat unsure-unsur dalam satu golongan adalah kecil dibandingkan perbedaan sifat unsure dalam satu periode.
Dalam satu golongan makin ke bawah maka Jari-jari atom makin naik. Hal ini karena naiknya jumlah kulit yang diisi elektron, walaupun muatan inti makin besar dengan naiknya nomor atom akan tetapi pengaruhnya lebih kecil dibandingkan pengaruh dari penambahan jumlah kulit. Berikut jari-jari atom dari unsur golongan IVA
Dalam satu golongan, makin ke bawah maka energy ionisasi menurun. Hal ini juga dikarenakan naiknya jari-jari atom sehingga gaya tarik antara elektron valensi dengan inti atom menjadi makin lemah sehingga elektron valensi lebih mudah dilepas dan energi ionisasipun menjadi kecil. Berikut energi ionisasi dari unsur golongan IIA
Dalam satu golongan, makin ke bawah maka elektronegativitas atom menurun, hal ini juga disebabkan karena naiknya jari-jari atom. Berikut keelektronegatifan unsur golongan VIIA
Dalam satu golongan makin ke bawah maka atom makin mudah membentuk kation daripada anion hal ini karena menurunnya keelektronegatifan dari atom, atom yang kecil dapat membentuk ion negative sedangkan atom yang besar lebih membentuk ion positif contoh untuk unsur golongan IVA , karbon dapat membentuk C4- sedangkan Pb dapat membentuk Pb2+ dan Pb4+
Dalam satu golongan, makin ke bawah maka sifat logam makin naik. Hal ini karena jari-jari atom makin besar sehingga elektron terluar lebih lemah terikat dengan inti atom. Hal ini menyebabkan elektron terluar ini mudah dilepas untuk membentuk delokalisasi elektron dalam ikatan logam.
Dalam satu golongan makin ke bawah maka ikatan kovalen menjadi makin lemah contoh untuk HCl, HBr, dan HI maka naiknya nomor atom akan membuat senyawa makin tidak stabil terhadap panas. Lemahnya ikatan kovalen disebabkan oleh naiknya jari-jari atom.
Dalam satu golongan makin ke bawah maka gaya van der walls menjadi makin kuat. Hal ini karena ukuran atom menjadi makin besar, padahal gaya van der walls akan makin besar dengan naiknya ukuran atom/senyawa
Perubahan sifat Fisik unsur dalam satu periode
Berikut sifat fisik dari unsure periode 3 dari Na sampai Ar
Jari-jari atom
Jari-jari atom unsure sepanjang satu periode menurun dengan naiknya nomor atom
Penurunan jari-jari atom dikarenakan naiknya muatan inti sehingga electron akan lebih kuat tertarik ke inti
Selisih Penurunan jari-jari menjadi semakin kecil dengan naiknya nomor atom, hal ini karena naiknya tolakan antara electron pada kulit terluar.
Energy ionisasi
Dalam satu periode, Energy ionisasi meningkat dengan naiknya nomor atom.
Kenaikan energy ionisasi ini dikarenakan naiknya muatan inti sehingga interaksi tarik menarik antara inti atom dengan electron valensi makin kuat dan makin susah di ionisasi
Al mengalami penurunan dibandingkan Mg, hal ini karena electron yang lepas berasal dari 3p yang jaraknya lebih jauh dari inti dibandingkan 3s (elektron valensi Mg). sehingga dibutuhkan energy yang lebih tinggi untuk melepas electron pada Mg
Energy ionisasi sulfur lebih rendah dibandingkan P karena pada atom sulfur terdapat tolak menolak antara pasangan electron dalam satu orbital
(sedangkan semua electron 3p pada atom P adalah tunggal)
Elektronegatifitas
Keelektronegatifan unsure naik dengan naiknya nomor atom dalam satu periode
Dari Na sampai Ar, unsur berubah dari logam menjadi nonlogam. Dalam hal ini unsur logam memiliki keelektronegatifan yang rendah, sedangkan unsur nonlogam memiliki nilai keelektronegatifan yang besar.
Struktur dan titik leleh
Titik leleh dan titik didih bergantung pada ikatan yang harus diputus untuk mendidih atau meleleh
Dalam satu periode dari Na-Ar
Na, Mg, dan Al memiliki struktur logam, titik leleh naik dari Na sampai Al. hal ini terjadi karena ikatan logam akan naik dengan
menurunya jari-jari atom,
naiknya muatan inti,
naiknya jumlah electron yang didelokalisasi
Silicon memiliki struktur molekul raksasa seperti intan. Sehingga titik lelehnya sangat tinggi karena energy dibutuhkan untuk memutus ikatan kovalen raksasa ini. Titik leleh Si lebih rendah dari intan karena ikatan Si-Si lebih lemah dibandingkan ikatan C-C.
Dari pospor sampai argon, unsure memiliki struktur molecular. Sehingga titik didih dan titik lelehnya rendah karena gaya yang terjadi hanyalah gaya van der walls. Dan makin besar massa molekul maka makin besar pula gaya van der walls yang terbentuk.
Berikut diagram titik leleh untuk unsur periode 3
Jari-jari Ion
Jari jari ion dar Na, Mg dan Al dalam senyawanya adalah :
Ketiga ion memiliki konfigurasi electron yang sama (1s2 2s2 2p6), dan makin ke kanan jari-jari ion makin kecil karena naiknya muatan inti sehingga gaya tarik antara inti atom dengan electron valensi makin kuat dan membuat elektron valensi lebih tertarik ke dalam (jar-jari menjadi makin kecil).
Jari-jari ion yang dibentuk oleh P,S dan Cl dalam senyawanya adalah
Semua ion memiliki konfigurasi electron yang sama (1s2 2s2 2p6 3s2 3p6), jari-jari atom menurun karena naiknya mutan inti yang menarik electron valensi.
Jari-jari ion negative adalah lebih besar dari ion positif karena electron valensi ion negative nilainya anion memiliki satu kulit lebih banyak
Reaksi dengan oksigen
Semua unsure-unsur periode 3 bereaksi dengan oksigen kecuali argon dan klorine, umumnya dengan cara serbuk dari unsure dipanaskan dengan kehadiran oksigen
Produk pembakaran dirangkum dibawah ini
Sulfur dibakar dengan oksigen diudara menghasilkan SO2, akan tetapi dengan kehadiran katalis V2O5 maka SO2 bereaksi lagi dengan O2 menghasilkan SO3
2SO2(g) + O2(g) ⇌ 2SO3(g)
Dalam semua reaksi ini, oksigen adalah agen pengoksidasi dan unsure lainnya adalah agen pereduksi
Reaksi dengan klorin
Semua unsure bereaksi dengan chorine kecuali argon, umumnya dengan cara serbuk unsure dipanaskan dengan kehadiran Chlorine
Peralatan yang digunakan untuk mereaksikan bergantung pada struktur dari senyawa klorin yang dihasilkan
Untuk Na dan Mg, produk klorin adalah ionic dengan titik leleh yang tinggi, karena itu dibuat dengan alat berikut.
Untuk unsure lain, senyawa klorin yang dihasilkan adalah molecular. Karena tingginya temperature reaksi maka senyawa yang dihasilkan adalah gas, karena itu dibuat dengan alat berikut.
Produk reaksi unsur periode 3 dengan klorin dirangkum dalam tabel berikut
Sifat fisik dari senyawa oksida unsure periode 3
Sifat oksida dari unsur perida 3 dirangkum dalam tabel berikut
Bilangan oksidasi
Dalam penentuan bilangan oksidasi didasarkan pada jumlah electron yang digunakan untuk berikatan. Sebagai contoh atom S pada SO2 memiliki biloks +4, sedangkan pada SO3 memiliki biloks +6.
Bilangan oksidasi dari senyawa oksida unsure-unsur tersebut bergantung pada jumlah electron yang digunakan untuk berikatan. Maksimum biloks unsure periode 3 adalah +1 untuk Na dan +6 untuk S, nilai ini bergantung dengan banyaknya electron valensi unsure tersebut.
Struktur dan ikatan
Perubahan ikatan dari ionic menjadi kovalen pada unsure period eke-3 ini karena perbedaan keelektronegatifan unsure dengan oksigen menurun
Oksida dari Na, Mg dan Al adalah ionic sehingga memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi
SiO2 adalah molekul kovalen raksasa sehingga titik didih dan titik lelehnya sangat besar
Sedangkan oksida P dan S memiliki struktur molecular dan memiliki titik didih dan titik leleh yang kecil karena gaya yang bekerja hanya gaya van der walls
Berikut struktur untuk P4O6 dan P4O10.
Sifat asam basa
Makin ke kanan senyawa oksida menjadi lebih asam dalam satu periode
Na2O bereaksi dengan air menghasilkan suatu basa kuat
Na2O + H2O 🡪 2 NaOH
Al2O3 adalah senyawa amfoter, tidak bereaksi dengan air tetapi bereaksi dengan H+ dan OH-.
Al2O3 + 6 H+ 🡪 2 Al3+ + 3 H2O
Al2O3 + 2OHˉ 🡪 2 Al(OH)4ˉ
Pospor (V) oksida P4O10 bereaksi dengan air membentuk asam lemah H3PO4
P4O10 + 6 H2O 🡪 4 H3PO4
SO3 dalam air bereaksi menghasilkan larutan asam kuat H2SO4
SO3 + H2O 🡪 H2SO4 🡪 2H+ + SO42-
Sifat Klorida dari unsure dari Na sampai P
Sifat senyawa klorida dari unsur perida 3 dirangkum dalam tabel berikut
Biloks
Biloks maksimum bergantung pada jumlah electron terluar dari atom. Maksimum biloks unsure periode 3 adalah +1 untuk Na dan +6 untuk S, nilai ini bergantung dengan banyaknya electron valensi unsure tersebut.
P memiliki biloks lebih dari satu yaitu +3 untuk PCl3 dan +5 untuk PCl5.
Struktur ikatan
Dalam satu periode terjadi perubahan ikatan dari ionic ke kovalen, hal ini karena perbedaan kelektronegatifan antara unsure dengan clorine menurun.
Klorida dari Na dan Mg adalah ionic. Kesemuanya memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi. Ikatan ionic yang kuat harus diputuskan untuk melelehkan senyawa tersebut
AlCl3 mengandung ikatan kovalen. Senyawa ini mengalami sublimasi pada temperature rendah karena dibutuhkan energi kecil untuk memutus gaya antar molekulnya.
Klorida dari P dan S adalah molecular, gaya ikatan antar molekulnya lemah sehingga titik didih dan titik lelehnya pun rendah
Sifat asam basa
Dalam satu periode, sifat asam dari senyawa klorida makin besar dengan naiknya nomor atom.
Klorida dari Al-P bereaksi dengan air mengasilkan HCl.
AlCl3 + 3H2O 🡪 Al(OH)3 + 3HCl
SiCl4 + 2H2O 🡪 SiO2 + 4HCl
PCl5 + 4H2O 🡪 H3PO4 + 5HCl
PCl3 + 3 H2O 🡪 H3PO3 + 3HCl
Komentar
Posting Komentar