Bab 2 : Ikatan Kimia

                                                         Ikatan Kimia

Ikatan Kimia : Pengertian, Jenis Ikatan Beserta Contohnya


Daftar Isi

1 Diagram Titik dan Silang

2 Ikatan Elektrokovalen

3 Ikatan Kovalen

3.1 Pengecualian Oktet

3.2 Energi Ikatan

3.3 Panjang Ikatan

4 Ikatan Pi dan Sigma

5 Elektronegatifitas dan Jenis Ikatan

6 Jumlah Ikatan Kovalen yang dibentuk oleh Atom

7 Bentuk Molekul

8 Molekul Polar

8.1 Ikatan Polar

8.2 Molekul Polar

8.3 Ikatan dipole-dipole

9 Gaya Van Der Waals

10 Ikatan Hydrogen

10.1 Sifat Ikatan Hidrogen

11 Ikatan Kovalen Koordinasi

11.1 Ion ammonium

11.2 Molekul BF3

11.3 Ion kompleks

11.4 Bentuk Molekul dari ion

12 Ikatan logam



  1. Diagram Titik dan Silang

  • Electron terluar dari atom atau ion dapat dinyatakan dengan titik atau silang.  Beberapa contoh dari diagram titik silang ditampilkan pada tabel berikut

Partikel

Atom Na

ion Na+

atom O

ion O2-

elektron terluar

3s1

3s0

2s2 2p4

2s2 2p6

diagram titik silang

  • Titik atau silang sering digunakan untuk menunjukan dari mana electron berasal sebagai contoh ion Cl- dapat dibentuk dari atom Cl yang telah menerima sebuah electron. Titik menyatakan electron asli dari atom Cl sedangkan silang menyetakan electron tambahan

  1. Ikatan Elektrokovalen

  • Ikatan elektrokovalen diperoleh ketika electron di transfer dari atom suatu unsure kepada atom unsure lainnya, sehingga diperoleh ion positif dan negative. Berikut contoh pembentukan ikatan ion:

  • Ion positif dan negative bergabung bersama-sama membentuk ikatan ionic/ elektrokovalen. Ikatan ini merupakan daya elektrostatik tarik menarik antara muatan positif dan negative

  • Senyawa NaCl adalah contoh senyawa yang terbentuk dengan ikatan elektrostatik.

  • Magnesium oksida adalah senyawa ionik yang mengandung ion Mg2+ dan O2-, ion ini dibentuk dengan cara masing-masing atom magnesium melepaskan 2 elektron untuk didonorkan kepada atom oksigen

  • Ikatan ionic hanya dibentuk oleh unsure logam dan non logam. Ikatan ionic tidak terbentuk antara dua unsure non logam

  1. Ikatan Kovalen

  • Ikatan kovalen dibentuk ketika ketika dua atom, masing-masing dengan electron tunggal berikatan dengan cara memakai electron tersebut secara bersama-sama

  • Dalam pembentukan ikatan kovalen berlaku :

    • Masing-masing atom pada orbital kulit terluar mengandung electron tunggal

    • Tumpang tindih terjadi pada dua orbital yang mengandung electron tunggal sehingga menghasilkan electron berpasangan dengan pemakaian bersama electron berpasangan ini untuk kedua atom

  • Ikatan kovalen pada molekul H2 dapat ditunjukan sebagai berikut ;

+     🡪   

Ikatan ini dapat dgambarkan sebagai berikut 

  • Ikatan kovalen antara molekul HCl ditunjukan pada gambar berikut

Atau dapat juga ditulis sebagai berikut

  • Ikatan ini adalah interaksi tarik manarik antara pasangan electron dengan inti positif dari kedua atom tersebut

  • Ikatan kovalen dapat terbentuk ketika :

    • Dua atom dari unsure non logam

    • Atom dari unsure non logam dengan atom dari beberapa logam tertentu

  • Sebagai contoh adalah ikatan kovalen dalam molekul intan, Silikon dioksi dan dan molekul I2, CH4, H2O, dan NH3

  • Ikatan kovalen rangkap dua, masing-masing atom menyediakan dua electron sehingga total empat elektron dipakai bersama oleh kedua atom

Contoh :

  • Dalam ikatan rangkap tiga, masing-masing atom menyediakan tiga electron sehingga total enam electron dipakai bersama-sama oleh kedua atom

Contoh :

  1. Pengecualian Oktet

  • Tidak semua unsur mematuhi aturan octet, beberapa pengecualian dari aturan octet adalah sebagai berikut :

  • Senyawa dengan total elektron berjumlah ganjil

  • Senyawa dengan jumlah total elektron terluar kurang dari 8

  • Senyawa dengan jumlah elektron terluar lebih dari 8. 

  • Dalam hal ini hanya atom periode ke 3 atau lebih yang dapat memiliki elektron terluar lebih dari 8. Sedangkan periode 2 hanya dapat menampung 8 elektron pada kulit terluarnya. Sebagai contoh Cl dapat membentuk ClF3, akan tetapi F tidak dapat membentuk FCl3

  • Senyawa yang tidak memenuhi aturan octet banyak yang reaktif

  • Senyawa yang kurang dari octet cenderung bersifat asam lewis

  • Senyawa dengan electron ganjil biasanya melakukan dimerisasi untuk membentuk produk octet missal : NO menjadi N2O2, dan NO2 menjadi N2O4

  1. Energi Ikatan

  • Kekuatan dari ikatan kovalen dinyatakan dengan energy ikatan. Energy ikatan adalah jumlah energy yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan kovalen, untuk tiap mole ikatan. Makin besar energy ikatan maka makin kuat pula ikatannya

  • Senyawa kovalen dengan energy ikatan yang kecil akan mengalami dekomposisi  dengan mudah apabila dipanaskan dibandingkan dengan senyawa dengan energy ikatan yang besar. 

Contoh: efek pemanasan pada molekul hidrida golongan VIIA. HI (EI = 299 kJ/mol) akan terdekomposisi ketika dipanaskan akan tetapi HCl (EI = 431 kJ/mol) tidak terdekomposisi ketika dipanaskan.

  • Energy ikatan yang sangat besar akan membuat molekul menjadi tidak reaktif. 

Contoh N≡N adalah senyawa yang tidak reaktif, karena memiliki energy ikatan 944 kJ/mol. Dalam hal ini energi yang sangat besar dibutuhkan supaya molekul N2 dapat bereaksi dengan unsur lain

  • Energy ikatan rata-rata dapat digunakan untuk memperkirakan nilai entalpi reaksi

  1. Panjang Ikatan

  • Panjang ikatan kovalen adalah jarak antara dua inti dari dua atom yang berikatan

  • Pada umumnya  makin kecil panjang ikatan maka makin kuat ikatan kovalennya

Ikatan kovalen

C-Cl

C-Br

C-I

Panjang ikatan (nm)

0.177

0.193

0.214

Energi Ikatan (kJ/mol)

338

276

238

  1. Ikatan Pi dan Sigma

  • Ikatan sigma dibentuk ketika dua orbital mengalami tumpang tindih orbital secara  head-on. Pada ikatan sigma, massa jenis elektron terpusatkan pada orbital overlap yang terbentuk. Ikatan sigma mempunyai simetri rotasi sekeliling sumbu ikatan.

  • Ikatan sigma dibentuk oleh tumpang tindih orbital s-s, p-p, s-d, p-d, dan d-d


Contoh : Ikatan sigma terbentuk ketika molekul Cl2 terbentuk (tumpang tindih dari 2 orbital 3p pada masing-masing atom Cl)

  • Ikatan phi adalah ikatan yang terbentuk apabila orbital dari masing-masing atom mengalami tumpang tindih pada bagian  “sideway”.

Pada orbital phi, kerapatan elektron terdapat pada bagian atas dan bawah dari orbital overlap yang terbentuk, sehingga orbital pi tidak dapat dirotasikan tanpa memutus ikatannya. 

  • Ikatan pi dapat dibentuk oleh tumpang tindih orbital p-p, p-d, dan d-d

Contoh ikatan phi adalah ikatan C=C pada etena, pada ikatan C=C ada dua jenis ikatan. Pertama ikatan dua orbital p yang berupa ikatan sigma, dan kedua ikatan antara orbital p yang berupa ikatan phi

     

  1. Elektronegatifitas dan Jenis Ikatan

  • Elektronegativitas adalah ukuran kemampuan suatu atom menarik electron dalam ikatan kovalen. Kelektronegatifan memiliki nilai dari 0 sampai 4.0

  • Logam memiliki kelektronegatifan yang kecil sehingga kemampuan menarik elektronnya juga kecil

  • Unsure non logam memiliki keelektronegatifan yang besar sehingga kemampuan menarik elektronnya juga besar

  • Ketika dua atom berikatan membentuk ikatan kimia maka :

    • Ikatan kovalen terbentuk ketika perbedaan keelektronegatifan atom adalah kecil (biasanya kurang dari 1,5) contoh ikatan antara atom non logam

    • Ikatan ionic terbentuk ketika perbedaan keelktronegatifan besar (biasanya > 1.5) misalnya adalah antara non logam dengan logam

  1. Jumlah Ikatan Kovalen yang dibentuk oleh Atom

  • Jumlah minimum dari ikatan kovalen yang dibentuk oleh unsure adalah sama dengan jumlah electron tunggal pada kulit terluar

Contoh : atom nitrogen memiliki 3 elektron tunggal sehingga membentuk 3 ikatan kovalen seperti NH3.

  • Pasangan electron pada kulit terluar dapat mengalami “split up”, keadaan dimana satu electron dari electron berpasangan dipromosikan menempati orbital yang kosong

Dalam kenyataanya keempat orbital tersebut berabung membentuk empat orbital hibridisasi sp3 

Hibridisasi ini tidak mengubah jumlah electron tunggal maupun jumlah ikatan yang terbentuk, sehingga hibridisasi ini dapat diabaikan dalam membuat diagram titik dan silang

  • Unsure periode ke-3 (Na sampai Ar) dapat menggunakan orbital 3d untuk berikatan. Sebagai contoh P dapat membentuk 5 ikatan kovalen dengan Cl membentuk PCl5

  • Rangkuman ikatan yang terbentuk pada beberapa unsur utama periode 2 (tidak memiliki orbital d) adalah sebagai berikut :

Jumlah proton

Unsur

Elektron terluar

Jumlah ikatan kovalen

Contoh

4

Be

Ground state

Excited state

-

2

-

H2Be

5

B

Ground state

Excited state

-

3

-

BF3

6

C

Ground state

Excited state

-

4

-

CH4

7

N

Ground state

3

NH3

8

O

Ground state

2

H2O

9

F

Ground state

1

HF

10

Ne

Ground state

0

-

  • Rangkuman ikatan kovalen yang dibentuk oleh unsur dari Na sampai Ar (memiliki orbital d) adalah sebagai berikut :

Jumlah 

proton

Unsur

Elektron terluar

Jumlah 

ikatan kovalen

Contoh

13

Al

Ground state

Excited state

-

3

-

AlCl3

14

Si

Ground state

Excited state

-

4

-

SiH4

15

P

Ground state

Excited state

3

5

PCl3

PCl5

16

S

Ground state

Excited state

2

4

6

SH2

SF4

SF6

17

Cl

Ground state

Excited state

1

3

5

7

HCl

ClF3

ClF5

Cl2O7

18

Ar

Ground state

0

-

    

  1. Bentuk Molekul

  • Electron berpasangan di sekeliling atom memiliki dua tipe :

    • Pasangan electron ikatan ( 2 elektron pada ikatan kovalen)

    • Pasangan electron menyendiri (2 elektron pada kulit terluar yang tidak membentuk ikatan kovalen)

  • Electron berpasangan disekitar atom pusat dari molekul ikut menentukan bentuk molekul

  • Molekul akan meminimumkan tolakan yang terjadi antar atom dalam molekul tersebut

Gaya tolak-menolak antara dua pasangan electron ikatan < gaya tolak menolak antara pasangan electron ikatan dengan pasangan electron menyendiri < gaya tolak menolak antara dua pasangan electron menyendiri

  • Dua pasang electron

  • Pasangan electron disusun saling menjauh dengan sudut 180

  • Bentuk molekul adalah linear, dengan atom pusat dikelilingi oleh dua pasang electron ikatan

  • Contoh : molekul BeH2

  • Tiga pasang electron

  • Pasangan electron disusun dengan sudut 120

  • Bentuk molekul adalah planar dengan atom pusat berada di tengah tengah segitiga

  • Contoh : molekul BF3

  • Empat pasang electron

  • Pasangan electron disusun dalam bentuk tetrahedral dengan atom pusat berada di tengah-tengah bangun tetrahedral dengan sudut ikatan X-M-X adalah 109.5

Contoh : Molekul CH4

  • Jika molekul disusun oleh 3 ikatan kovalen dan satu pasangan electron menyendiri maka bentuk molekulnya adalah bentuk pyramidal. Pada bentuk pyramidal sudut ikatan X-M-X adalah lebih kecil dari 109.5 karena tolak menolak yang disebabkan oleh pasangan electron bebas lebih kuat dibandingkan tolak menolak oleh pasangan electron ikatan. 

Contohnya adalah molekul NH3 dengan sudut ikatan 107.3

  • jika atom pusat dikelilingi oleh dua ikatan kovalen dan 2 pasang electron bebas maka molekul bebrbentuk bengkok, atau hurup v. contohnya pada molekul H2O dengan sudut ikatan X-M-X adalah 104.5

Contoh : molekul H2O

  • Lima pasang electron

  • Jika electron berpasangan adalah pasangan electron ikatan maka molekul akan memiliki bentuk bypiramidal.

  • Contoh : molekul PCl5

  • Enam pasang electron

  • Jika semua pasangan electron adalah pasangan electron ikatan maka bentuk molekul adalah tetrahedral 

contohnya SF6

  • Jika atom dikelilingi oleh empat pasangan electron ikatan dan dua pasangan electron menyendiri maka bentuk molekul adalah square planar 

contohnya XeF4

  • Bentuk dari molekul yang memiliki ikatan rangkap

    • Ikatan rangkap dua atau rangkap tiga dihitung seperti satu ikatan tunggal.

    • Contoh : Molekul CO2 memiliki bentuk linear, dengan ikatan rangkap dianggap sama dengan ikatan tunggal

  • Berikut rangkuman untuk bentuk molekul senyawa kovalen

molekul

jumlah pasangan elektron

jumlah pasangan elektron bikatan

jumlah pasangan elektron bebas

Bentuk molekul

sudut ikatan

BeCl2

(2+2):2 = 2

2

0

Linear


180°

BF3

(3+3):2 = 3

3

0

Trigonal planar

120°

CH4

(4+4):2 = 4

4

0

Tetrahedral

109.5°

NH3

(5+3):2 = 4

3

1

Trigonal pyramidal


107°

H2O

(6+2):2 = 4

2

2

V-shape or bent


105°

PCl5


(5+5):2 = 5


5


0

Trigonal bipyramidal

90°

120°

SCl4

(6+4):2 = 5

4

1

Distorted tetrahedron

-

ClF3

(7+3):2 = 5

3

2

T-shape

90°

SF6

(6+6):2 = 6

6

0

Octahedral

90°

BrF5

(7+5):2 = 6

5

1

Square pyramidal


90°

ICl4-

(7+4+l):2 = 6

4

2

Square planar

90°

CO2

(4+4):2 = 4

2*

0

Linear


180°

CO32-

(4+2+2):2= 4

3*

0

Trigonal planar

120°

SO3

(6+6):2 = 6

3*

0

Trigonal planar

120°

SO32-

(6+2+2):2= 5

3*

1

Trigonal pyramidal

-

  1. Molekul Polar

    1. Ikatan Polar

  • Dalam ikatan kovalen antar dua atom yang berbeda, satu atom akan memiliki tarikan lebih besar terhadap electron dibanding atom lainnya

  • Atom dengan kemampuan menarik electron lebih besar akan cenderung bermuatan negative dalam senyawanya, sehingga terjadi sharing electron yang idak seimbang. Satu atom akan lebih bermuatan positif (δ+) dan atom lain akan lebih bermuatan negative (δ+).

Contoh : atom Cl dalam molekul HCl memiliki keelektronegatifan yang besar sehingga akan lebih bermuatan partial negatif, sedangkan atom H menjadi bermuatan partial positif

  • Ikatan kovalen antara dua atom yang mirip (contoh atom I pada molekul I2) tidak mengalami polarisasi

  • Senyawa yang mengalami polarisasi secara kimiawi akan lebih bersifat reaktif dibandingkan yang tidak mengalami polarisasi contoh senyawa H2O dan OH- sangat mudah bereaksi sedangkan alkana bersifat nonpolar kurang reaktif. Alkana bersifat nonpolar karena beda keelektronegatifan antara atom C dan H sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

  1. Molekul Polar

  • Molekul yang memiliki muatan positif pada salah satu sisi dan muatan negative pada sisi yang lain disebut molekul polar. Molekul ini memiliki dipol.

  • Meolekul mengalami polarisasi apabila

    • Ikatan tersebut megalami polarisasi

    • Molekulnya tidak simetri

  • Contoh molekul polar adalah air, HCl, NH3 

  • Sedangkan contoh molekul non polar adalah Chlorine, metana, dan BCl3

  1. Ikatan dipole-dipole

  • Molekul polar dalam wujud padat dan cair terikat satu sama lain oleh gaya dipol-dipol. Gaya ini bersifat permanen.

  • Contoh gaya dipole-dipole adalah gaya yang terbentuk antar cairan HCl dan cairan CHCl3.

  • Katan dipole-dipole ini lebih lemah dibandingkan ikatan kovalen maupun ikatan ionic.

  1. Gaya Van Der Waals

  • Semua atom dan molekul dapat mengalami ikatan van der waals (juga dikenal sebagai gaya dipol-dipol terinduksi)

  • Dipole terinduksi terjadi karena pergerakan acak dari electron disekeliling atom. Pada waktu tertentu distribusi electron mungkin lebih condong pada sisi tertentu, sehingga membuat sisi ini menjadi bermuatan negative dan sisi lainnya bermuatan positif

  • Dipole terinduksi ini mempengaruhi atom lainnya, sehingga terjadi tarik menarik yang lemah antara kedua atom tersebut.

  • Gaya van der waals merupakan gaya yang lemah. Gaya ini dominan ketika gaya yang lain tidak ada.

  • Gaya antar molekul yang terjadi dalam senyawa molekular (kovalen sederhana) baik pada fasa padat ataupun cair biasanya berupa gaya van der waals contoh, padatan iodine, cairan iodine dan cairan gas mulia

  • Kekuatan gaya van der waals adalah sebanding dengan ukuran dan massa realatif dari atom. Makin besar molekul maka makin besar pula gaya yang mengikat mereka sehingga makin besar pula titik didih dan titik beku dari senyawa tersebut

  • Titik didih dari golongan hidrida IVA makin naik dengan makin besarnya ukuran molekul

Hidrida golongan IV

b.p

CH4

-162

SiH4

-112

GeH4

-90

SnH4

-52

  • Titik didih dan titik leleh dari senyawa unsure golongan halogen juga makin naik dari F2 sampai I2, hal ini dikarenakan makin besarnya gaya van der waals yang terbentuk pada molekul tersebut.

  1. Ikatan Hydrogen

  • Ketika atom hydrogen berikatan secara kovalen dengan atom yang sangat elektronegatif, atom hydrogen dapat membentuk ikatan hydrogen dengan atom lain yang sangat elektronegatif dan memiliki pasangan electron bebas.

Dalam ikatan kovalen antar atom H dan X, electron digambarkan condong ke atom X, hydrogen tidak memiliki kulit dalam yang terdapat electron. Sehingga inti hydrogen akan terbuka berinteraksi langsung dengan pasangan elekron dari atom lain tanpa adanya penghalang. Sehingga ikatan hydrogen ini bersifat sangat kuat.

  • Ikatan hydrogen bersifat sangat kuat dibandingkan ikatan dipole-dipole tetapi lebih lemah dibandingkan ikatan kovalen dan ionic

  • Atom yang sangat elektonegatif ini biasanya adalah fluorin, oxygen, dan nitrogen

  1. Sifat Ikatan Hidrogen

  • Kelarutan beberapa senyawa dalam air :

    • Ammonia sangat larut dalam air karena membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air

  • Alcohol, asam karboksilat, amina dan gula larut dalam air dengan cara membentuk ikatan hydrogen dengan molekul ar

  • Anomaly dalam kenaikan titik didih :

    • Molekul yang memiliki ikatan hydrogen akan memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan molekul yang berikatan dengan ikatan van der walls ataupun ikatan dipole-dipole biasa.

    • Senyawa hidrida gol VIA memiliki gaya antar molekul berupa gaya van der waals dan dipole-dipole pada fasa cair kecuali untuk H2O, dimana antar molekul H2O berikatan dengan ikatan hydrogen. Titik didih naik dari H2S ke H2Te karena naiknya ukran molekul dan naik pula kekuatan gaya van der waals akan tetapi H2O memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan senyawa hidrida golongan VIA lainnya.

  • Ammonia memiliki ikatan hydrogen antar molekulnya baik dalam fasa cairan atau padatan sedangkan Senyawa hidrida gol VA lainnya berikatan dengan gaya van der waals dan dipole-dipole antar molekulnya .

  • Titik didih hidrida golongan VIIA sama dengan golongan VA dan VIA, dimana HF memiliki ikatan hydrogen sehingga titik didihnya paling besar.

  • Alcohol memiliki titik didih paling tinggi dibandingkan gugus fungsi lain. Misalnya saja propane dan etanol yang memiliki massa dan ukuran yang mirip, akan tetapi etanol memiliki titik didih yang lebih tinggi karena adanya ikatan hydrogen

Senyawa

Mr

b.p

Propane

44

-42

Etanol

46

+78

  • Anomali dalam massa molekul relative

    • Gas asam etanoat memiliki Mr = 160 padahal seharusnya Mr asam etanoat adalah 60. Hal ini terjadi karena dua gas asam etanoat mengalami dimerisasi dengan menggunakan ikatan hydrogen. Hal ini hanya terjadi pada suhu diatas titik didih asam karboksilat

  • Gas HF memiliki Mr yang besar dibandingkan seharusnya pada fasa gas, hal ini karena HF bergabung membentuk (HF)2 atau (HF)3 dengan menggunakan ikatan hidrogen

  • Ikatan hydrogen intermolecular dan antarmolekular

    • Ikatan hydrogen antar molekul yang berbeda disebut intermolecular

    • Ikatan hydrogen dalam satu molekul yang sama disebut intramolekular

    • Perbedaan antara intermolecular dan intramolekular ditunjukan oleh isomer dihidroksi benzene

      • Senyawa 1,2-didydroksibenzena memiliki dua gugus OH- pada satu molekul sehingga dapat membentuk ikatan hydrogen intramolekular.

  • Ikatan hydrogen intermolecular dibentuk oleh gugus OH- pada molekul 1.4-dyhidroksi benzene, dimana dua gugus OH- berada pada jarak yang jauh sehingga hanya dapat menjalani ikatan hidrogen intermolecular 

  • Senyawa 1.4-dihidroksi benzene membentuk lebih banyak ikatan hydrogen dibandingkan 1.2-dihidroksi benzene sehingga 1.4-dihidroksi benzene memiliki titik didih yang lebih tinggi dibanding 1.2-dihidroksi benzene

  1. Ikatan Kovalen Koordinasi

  • Dalam ikatan kovalen koordiasi, satu atom menyediakan dua electron yang nantinya akan dipakai secara bersama sama

  • Dalam pembentukan ikatan kovalen koordinasi :

    • Satu atom memiliki pasangan electron menyendiri pada kulit terluarnya

    • Atom lain memiliki orbital yang kosong pada kulit terluarnya

    • Kedua orbital mengalami tumpang tindih sehingga pasangan electron ini digunakan secara bersama-sama oleh kedua atom

  • Setelah ikatan kovalen koordinasi terbentuk maka Ikatan kovalen koordinasi akan memiliki sifat seperti ikatan kovalen biasa. Ikatan kovalen koordinasi hanya berbeda dengan ikatan kovalen biasa dalam hal proses pembentukanya saja

  1. Ion ammonium

  • Ion ammonium terbentuk ketika molekul NH3 berikatan dengan H+

  • Pasangan electron dari nitrogen mengalami tumpang tindih dengan orbitas kosong 1s dari atom H membentuk ikatan kovalen konjugasi

atau

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiGotYvXt7g1MyUlfvIUDYNUGpdLIRhXh338Vcd_jTEXh7kxTb0u-UCHZCVclfBhRkE4kK-g0iHvMBEgR8DQfR4QTjiLrsIi6HGrFaKXESGpQWiHcRRMk_3DUY5XIl7dlYNvvX99V4hlkr/s1600/Ion-NH4%252B-dibentuk-dari-amonia-NH3-dan-ion-hidrogen-melalui-ikatan-kovalen-koordinasi.jpg

  1. Molekul BF3

  • Senyawa BF3.NH3 dapat dibuat dengan mencampurkan gas NH3 dan BF3

  • Pasangan electron menyendiri dari N akan mengalami tumpang tindih dengan orbital 2p kosong dari atom boron

  • Molekul dapat dituliskan NH3🡪BF3. Tanda panah menunjukan ikatan kovalen koordinasi dimana atom N menyediakan pasangan electron untuk dipakai bersama dengan atom B

  1. Ion kompleks

  • Ion yang mengandung satu atau lebih ikatan kovalen koordinasi disebut ion kompleks

  • Kebanyakan ion kompleks mengandung kation logam pusat yang dikelilingi oleh ligan. Ligan dapat berupa molekul atau ion dan memiliki pasangan electron bebas. Ligan membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan atom pusat

  • Contoh kompleks [Cr(H2O)6]3+ dibentuk oleh atom pusat Cr3+ dan ligan H2O. semua unsure transisi membentuk ion yang mirip dengan molekul air

  • Pembentukan ion kompleks inilah yang menyebabkan banyak logam hidroksida yang larut kembali dengan penambahan NaOH atau NH3 berlebih. Sebagai contoh Alumunium hidroksida larut dengan penambahan NaOH berlebih membentuk [Al(OH)4]- 

Al(OH)3(s) + OH-(aq) 🡪 [Al(OH)4]- (aq)

  1. Bentuk Molekul dari ion

  • Bentuk dari kebanyakan ion dapat dijelaskan sama dengan molekul kovalen sederhana. Sebelum menggambarkan bentuk ion maka terlebih dahulu kita menghitung pasangan electron disekitar atom

  • Ion NH4+ memiliki 4 pasangan electron (3 kovalen biasa dan 1 kovalen kordinasi) sehingga bentuk ionnya adalah tetrahedral 

  • AlH4ˉ memiliki 4  pasangan electron (3 kovalen biasa dan 1 kovalen kordinasi) sehingga memiliki bentuk molekul tetrahedral.

  • BF4ˉ memiliki 4 pasangan electron (3 kovalen biasa dan 1 kovalen kordinasi) sehingga memiliki bentuk tetrahedral

  • AlF6ˉ memiliki 6 pasangan electron (6 kovalen koordinasi) sehingga memiliki bentuk molekul octahedral.

  1. Ikatan logam

  • Dalam logam , atom tersusun dalam bentuk susunan rapat terjejal

  • Atom logam memiliki elektronegatifan yang kecil sehingga mudah untuk melepas satu atau dua electron menjadi ion.

  • Electron menempati ruang antara ion logam dan bebas bergerak sepanjang logam. Electron tersebut disebut terdelokalisasi

  • Ikatan logam adalah gaya tarik menaik antara ion logam positif dengan electron negative yang terdelokalisasi

  • Untuk membenuk ikatan logam, maka unsure harus

    • atom besar

    • energy ionisasinya rendah sehingga dengan mudah dapat melepaskan elektron


Sumber : A Level Chemistry-JGR Brigs


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bab 16 Unsur Golongan Transisi

Bab 14 Nitrogen dan Senyawaannya

Water : one earth spesial compound