Antibeku pada katak
Di luar, katak kayu (Rana sylvatica) terlihat seperti kebanyakan katak lainnya. Panjangnya beberapa inci dan memiliki kulit berwarna coklat kehijauan. Namun, katak kayu bertahan hidup di musim dingin dengan cara yang luar biasa — mereka sebagian membeku. Dalam keadaan beku, katak tidak memiliki detak jantung, sirkulasi darah, pernapasan, dan aktivitas otak. Namun, dalam 1 hingga 2 jam setelah pencairan, fungsi-fungsi vital ini kembali, dan katak melompat untuk mencari makanan. Bagaimana ini mungkin?
Kebanyakan hewan berdarah dingin tidak dapat bertahan hidup pada suhu beku karena air di dalam selnya membeku. Ketika air membeku, ia mengembang, merusak sel-sel dimana kerusakan ini tidak dapat dikembalikan/diperbaiki lagi. Ketika katak kayu berhibernasi untuk musim dingin, ia mengeluarkan sejumlah besar glukosa ke dalam darahnya dan masuk ke bagian dalam selnya. Ketika suhu turun di bawah titik beku, cairan tubuh ekstraseluler, seperti yang ada di rongga perut, membeku. Namun, cairan di dalam sel katak tetap cair karena konsentrasi glukosa yang tinggi sehingga menurunkan titik beku mereka. Dengan kata lain, larutan glukosa pekat di dalam sel bertindak sebagai zat antibeku, mencegah air di dalam tubuh katak membeku dan memungkinkan katak bertahan hidup.
Katak kayu bertahan musim dingin dengan pembekuan sebagian. Cairan dalam sel katak mengandung glukosa konsentrasi tinggi yang bertindak sebagai zat antibeku, menurunkan titik beku mereka sehingga cairan antar sel tetap cair pada suhu serendah -8°C.
Sumber :Nivaldo J. Tro, Introductory Chemistry
Komentar
Posting Komentar